Liga Primer Indonesia menjadi kontroversi di persepakbolaan Indonesia, namun Liga yang didirikan oleh Pengusaha Arifin Panigoro itu membawa prospek cerah bagi persepakbolaan kita. Ke-19 Klub yang berlaga di divisi tunggal ini juga bukan klub sembarangan. Mereka bermodal dari dana awal sejumlah Rp20Milliar ditambah dana-dana dari sposor dan bukan dari uang rakyat. Dan lama-kelamaan permainan klub-klub LPI Ini semakin apik dan dinamis, walaupun harus ada pembenahan juga terhadap pelaksanaanya.
Yang Baik dari LPI:
- Liga ini sistem pertandingannya baik dan lebih teratur
- Klub-klub diusahakan membangun tim dengan tidak menggunakan dana APBD
- Menjunjung tinggi apa yang dinamakan "FAIRPLAY"
- Wasit dari lokal dan luar negri yang berkualitas (meskipun belum mendapat izin FIFA)
- Pemain asing yang mumpuni dan berasal dari negara yang tidak biasanya, ex: Lee Hendrie (Aston Villa)
- Nama klub yang variatif (seperti Liga-liga Eropa) membuat penonton tidak jenuh dan mudah mengenalnya.
- Dan sebagainya
Sedangkan Yang Buruk dari LPI:
- Tidak disepakati oleh PSSI dan FIFA karena secara tidak langsung merupakan Kompetisi yang tidak dibawah naungan FIFA
- Kehadirannya menjadi kontroversi karena dinilai nekat mendobrak LSI yang notabene Kompetisi yang tertinngi di Indonesia
- Tidak adanya Degradasi dan Zona masuk liga AFC (dan semacamnya) dan belum ada kompetisi Cup antar LPI atau bergabung dengan LSI
- Pemain lokal tidak dapat masuk Timnas (keputusan sementara PSSI)
Jadi, yang harus dibenahi adalah:
- LPI dapat menjadi kompetisi yang diakui PSSI dan FIFA, dan dapat menjadi pendamping yang baik bagi Liga Super Indonesia (LSI).
- Pemain LPI dapat masuk timnas kembali, jadi tidak pilih-pilih terhadap calon yang dapat masuk timnas.
- Mengembangkan fasilitas pertandingan, seperti perbaikan rumput stadion, pengamanan supporter, dll.
- Membangun Liga Primer Under 12/15/17/23 agar dapat mengembangkan Persepakbolaan Indonesia daripada mementingkan dapat mengalahkan pamor dari LSI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar